menu

Lagu Wajib Nasional - Kupinta Lagi - Cipt: Cornel Simanjuntak






Kupinta Lagi
Karya : Cornel Simanjuntak



Lirik Lagu Wajib Nasional - Kupinta Lagi :

Hai, pagi yang baru menjelang
Pulangkan imanku yang sudah hilang

Berikan daku cinta dan hasrat
Sehingga aku boleh mendarat

Kulihat terang, meski tak benderang
Sehingga gelap lambat laun kan lenyap

Kulihat terang, meski tak benderang
Sehingga gelap lambat laun kan lenyap

Datanglah cahaya di hati
Bawalah Imanku kembali

Datang datang pagi pagi
Datang datang pagi pagi

Datanglah cahaya di hati
Bawalah Imanku kembali


Vidio Lagu Wajib Nasional - Kupinta Lagi :





Biografi singkat - Cornel Simanjuntak :

Cornel simanjuntak Ini adalah nama Batak Toba, marganya adalah Simanjuntak (Pematangsiantar, Sumatera Utara, 1921 - Yogyakarta, 15 September 1946) adalah seorang pencipta lagu-lagu heroik dan patriotik Indonesia. Ia dianggap sebagai tokoh yang membawa bibit unggul perkembangan musik Indonesia.

Cornel memiliki sejumlah pengalaman perang. Pada tahun 1945-1946, ia mengarahkan moncong senjatanya kepada tentara Gurkha/Inggris. Malang, dalam sebuah pertempuran di daerah Senen - Tangsi Penggorengan Jakarta, pahanya tertembak. Dirawat di RSUP. Belum sembuh benar, ia diselundupkan ke Karawang karena Gurkha melakukan pembersihan.

Dari Karawang ia dikirim ke Yogyakarta. Di kota inilah kemudian lahir lagu-lagu yang heroik dan patriotik. Antara lain: Tanah Tumpah Darah, Maju Tak Gentar, Pada Pahlawan, Teguh Kukuh Berlapis Baja, Indonesia Tetap Merdeka.

Peluru di paha Cornel konon tetap bersarang ketika penyakit kronis TBC menyerangnya — dan langsung menumbangkannya ke liang lahat. Ia meninggal pada tanggal 15 September 1946 di Sanatorium Pakem, Yogya, dalam status perjaka. Ia dimakamkan di Pemakaman Kerkop Yogyakarta.

Pemindahan Cornel ke Taman Makam Pahlawan sebenarnya sudah diusulkan sejak September 1978. Dari Kerkop, kerangka sempat diinapkan di Art Gallery Senisono di samping Gedung Agung. Maklumlah gedung mi dlanggap pusat kesenian Yogya.

Selama itu lagu-lagu mendiang berkumandang terus-menerus dibawakan oleh sejumlah bocah dari Paduan Suara Bocah Bocah Sasana Vokalia. Serentetan tembakan salvo mendampingi prosesi ketika sisa-sisa tubuh Cornel Simanjuntak dalam liang lahat yang lebih terhormat di Taman Makam Pahlawan Semaki di kota yang sama. Hari itu, 10 Nopember 1978, Yogya mengenang kembali komponis pejuang itu.




No comments:

Post a Comment